Jumat, 19 November 2010

prilaku konsumen terhadap harga barang


PERILAKU KONSUMEN TERHADAP HARGA BARANG

Pengertian Perilaku Konsumen
Konsumen adalah setiap pemakai atau pengguna barang atau jasa baik untuk kepentingan diri sendiri dan atau kepentingan orang lain. Namun secara sederhana dapat diartikan sebagai pengguna barang dan atau jasa. Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan Marginal Utility (Kardinal)
Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya
perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.

Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu meranking/membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titik- titik kombinasi dua barang yang memberikan kepuasan yang sama. Mengukur kepuasan konsumen dengan pendekatan kurva indiferensi didasarkan pada 4 (empat) asumsi, yakni:
Konsumen memiliki pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang
dinyatakan dalam bentuk peta indiferensi
Konsumen memiliki dana dalam jumlah tertentu
Konsumen selalu berusaha untuk mencapai kepuasan maksimum
Semakin jauh dari titik origin, maka kepuasan konsumen semakin tinggi

Konsep Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Dengan rumus umum sebagai berikut :



Eh : adalah elastisitas harga permintaan
Q : adalah Jumlah barang yang diminta
P : adalah harga barang tersebut
Δ : adalah delta atau tanda perubahan.
Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan :
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1. Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
2. Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3. Jenis barang dan pola preferensi konsumen
4. Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
5. Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Konsep Elastisitas Harga Penawaran
Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Dengan rumus umum sebagai berikut :



Q : adalah jumlah barang yang ditawarkan
P : adalah harga barang
S : adalah delta atau perobahan



Konsep Elastisitas Silang
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand). Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y. Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :


Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara suatu barang dengan barang lain.

Konsep Elastisitas Pendapatan
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan, dengan rumus :




Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

Kamis, 18 November 2010

PRILAKU KONSUMEN TERHADAP BARANG (JURNAL DARI 3 REVIEW)

Nama                    :        Iman Dharmawan
NPM                     :        10208629
Kelas                     :        3 EA12
Mata Kuliah         :        Metode Riset
Dosen                   :        Bpk. Prihantoro

TEMA

Kepuasan konsumen terhadap Air Mineral, Hasil Karya Patung, dan Pengaruh Bauran Produk, Pelayanan dan Promosi terhadap Kepuasan dan Peningkatan Jumlah Pelanggan

PENDAHULUAN

Setelah di review ketiga judul antara lain :
Ø     Analisis yg mempengaruhi kerajinan patung di gianyar
Ø     Prilaku konsumen terhadap air mineral
Ø     Penelitian restoran steak and ribs kenyot corp
Dari sini saya akan mencoba berusaha membuat Jurnal
Perkembangan teknologi, Perubahan zaman, Perubahan pola pikir manusia yang semakin instan membuat  celah para pelaku usaha untuk berlomba- lomba membuat usaha untuk menyajikan dan memudahkan  para konsumen. Adapun faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pembelian antara lain : faktor pribadi pembeli, faktor budaya, kelompok reference, faktor kelas sosial, faktor produk, factor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor kondisi fisik

ISI

Rumusan Masalah                                                             
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah perilaku konsumen?
2. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
3. Apa teori dari perilaku konsumen ?
4. sikap dan perilaku konsumen air minum mineral

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah :
1. Untuk mengetahui apakah perilaku konsumen
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen
3. Untuk mengetahui teori dari perilaku konsumen
4. Untuk mengetahui sikap dan perilaku konsumen

B. Metode Penelitain
1. Data primer meliputi tanggapan responden dengan cara menyebarkan kuesioner
2. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari instansi pemerintah dan juga penjualan dan data historis pelanggan
3. Data / Variabel yang Digunakan
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, variable yang akan diuji meliputi variable Dependen (Y) yaitu Kepuasan Konsumen dan variabel Independen (X) yaitu Produk (X1), Pelayanan (X2), dan Promosi (X3). C. Data / Variabel yang Digunakan
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, variable yang akan diuji meliputi variable Dependen (Y) yaitu Kepuasan Konsumen dan variabel Independen (X) yaitu Produk (X1), Pelayanan (X2), dan Promosi (X3).

4. Teknik Pengumpulan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dipilih secara non probabilitas (Non Random Sampling Method), yaitu tidak semua subyek atau individu dari populasi mendapatkan kemungkinan (probabilitas) yang sama untuk dijadikan anggota sampel.
5. Alat Analisis yang Digunakan
1. Skala Likert
Skala Likert tersebut adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala Likert disebut juga summated rating scale. Skala Likert memungkinkan responden untuk mengepresikan intensitas perasaan mereka secara lebih luas. Hal ini dimungkinkan karena pertanyaan yang terdapat dalam Skala Likert memiliki jawaban berjenjang atau dengan kata lain memilikikemungkinan jawaban yang lebih banyak.
Pada saat menggunakan Skala Likert, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.     Urutan pertanyaan perlu diacak agar setiap pertanyaan mendapat peluang yang sama untuk setiap posisi
2.     Hindari keseragaman pilihan jawaban dengan mengacak titik ekstrem positif dan negative. Misalnya letakan kata sangat setuju sebagian disebelah kiri dan sebagian lagi disebelah kanan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari pemberian jawaban yang seragam untuk semua jawaban.
Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel-variabel digunakan kuisioner dengan pendekatan “Skala Likert” dengan lima (5)angka yaitu :
         Sangat Puas skor 5.
         Puas skor 4.
         Kurang Puas skor 3.
         Tidak Puas skor 2.
         Sangat Tidak Puas skor 1.

 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dimana variabel independen pada penelitian ini adalah faktor-faktor bauran pemasaran (X) dan variabel dependen pada penelitian ini adalah kepuasan (Y).
Rumusan persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + bx1 +bx2 + bx3
Dimana : Y = Kepuasan Konsumen
X1 = Produk
X2 = Pelayanan
X3 = Promosi

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 1. Keluasan pengambilan keputusan dibuat berdasarkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan  evaluasi  pilihan  merek. 
2. Dimensi atau proses yang tidak terputus Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi.

KESIMPULAN

Pertama: dari segi produk manajer terus menerus mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kedua: dari segi harga, manajer berusaha menentukan harga yang bisa terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Ketiga: dari segi distribusi, manajer memberikan pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah diperoleh konsumen. Keempat: dari segi promosi, manajer bisa menyampaikan informasi melalui iklan maupun promosi penjualan.

Sabtu, 13 November 2010

PRILAKU KONSUMEN TERHADAP KONSUMEN


Nama             : Iman dharmawan
NPM              : 10208629
MATA Kuliah : PRILAKU KONSUMEN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi
para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian
konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar
kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen
sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum
menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada
konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan
utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak
pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara
akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun
para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan
konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.

Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi
semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis.
Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik,
konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu,
mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat”
berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui
siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan
Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka.
Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan
menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda
memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang
“membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.

Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah
kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah


mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak
badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri
dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah
1. apa pengertian konsumen?
2. apa saja jenis-jenis konsumen?
3. apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen?
4. bagaimana cara memahami konsumen?

1.3 Tujuan.Pembahasan
1. mengetahui pengertian konsumen
2. mengetahui jenis-jenis konsumen
3. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen
4. mengetahui cara memahami konsumen

BAB II

KAJIAN TEORI



2.1 Pengertian Konsumen

Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhati-
kan, jika suatu perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen,
maka akan sia-sia barang yang diperdagangkan. Oleh karena itu agar
dapat memahami konsumen maka harus mengerti itu konsumen dan
siapa konsumen itu. Berikut ini adalah pengertian konsumen menurut
beberapa ahli, yaitu:

a. Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam
bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan
rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa
untuk dikonsumsi pribadi
b. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.”

2.2 Jenis-jenis konsumen
Setiap manusia pasti berbeda, begitu pula dengan konsumen. Agar
dapat memahami konsumen maka harus mengerti dulu jenis-jenis
konsumen itu sendiri. Jenis-jenis konsumen adalah sebagai berikut:

a. Pelanggan/konsumen menurut UU Konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dimasyarakat
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun
mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
b. Konsumen trend setter. Tipikal konsumen ini selalu suka akan
sesuatu yang baru, dan dia mendedikasikan dirinya untuk menjadibagian dari gelombang pertama yang memiliki atau
memanfaatkan teknologi terbaru
c. Berikutnya adalah jenis konsumen yang mudah dipengaruhi,
terutama oleh konsumen tren setter, sehingga disebut sebagai
follower atau pengikut. Kelompok ini sangat signifikan, karena
membentuk persentase terbesar, kelompok ini disebut konsumen
follower. ”Follower. Konsumen ini adalah orang-orang yang
terimbas efek dari konsumen trend setter.
d. Sedangkan jenis konsumen yang terakhir (Value seeker), adalah
mereka yang memiliki pertimbangan dan pendirian sendiri.
Kelompok ini jumlahnya lebih besar dari kelompok pertama,
sehingga patut pula diberi perhatian khusus. atau yang disebut
konsumen ”value seeker”. Jenis konsumen ini relatif sulit untuk
dipengaruhi, karena mereka lebih mendasarkan kebutuhan
mereka terhadap alasan-alasan yang rasional.
e. Konsumen pemula, Jenis konsumen pemula cirinya adalah
pelanggan yang datang banyak bertanya. Dan konsumen pemula
merupakan calon pelanggan dimasa yang akan datang.
f. Konsumen curiga, ada konsumen yang datang dengan rasa
curiga bahwa Anda menjual barang gelap dengan harga gelap
dan untung Anda berlipat. Jadi dia akan menawar di bawah harga
kepantasan.
g. Konsumen pengadu domba, ada jenis konsumen lain lagi, yaitu
yang suka mengadu domba. Mungkin karena menganggap anda
adalah domba yang layak diadu-adu. Konsumen jenis ini suka
mengatakan bahwa harga di tempat lain lebih murah daripada
barang yang Anda tawarkan.
h. Konsumen pengutil, Ada lagi jenis konsumen yang suka mengutil.
Dia sering bertanya apa saja, yang pada intinya bertujuan agar
Anda bingung dan linglung, dan pada akhirnya setelah konsumen
tersebut pergi, Anda mendapatkan ada barang yang hilang. Konsumen jenis ini tidak selalu kumal. Kadang dan biasanya
malah berpenampilan perlente.
i. Konsumen yang loyal pada harga, Inilah tipikal konsumen pada
umumnya. Loyalitasnya hanya pada harga bukan pada Anda.
Kalau harga kompetitor Anda lebih murah dia akan lari ke sana.
j. Konsumen banyak uang, Ini yang kita cari. Uangnya banyak, tidak
cerewet, lagi penurut. Tapi hati-hati menanganinya. Bagi mereka
biasanya mutu nomor satu. Anda harus menyuguhkan hanya
yang terbaik. Sekali kecewa, mereka pindah ke pesaing.
k. Konsumen kumuh, sesungguhnya penampilan kumuh atau
perlente tidak pernah mengatakan apa-apa. Banyak konglomerat,
purnawirawan atau bos-bos besar keluar-masuk toko sengaja
memakai kaos oblong dan celana pendek. Pasti bukan untuk
memperdaya kita, agar kita menjual murah, melainkan karena
begitulah memang kepribadian mereka yang sejati: sederhana,
apa adanya. Ada pepatah bilang: Don’t judge the book from the
cover. Jangan menghakimi orang dari penampilannya.
l. Pelanggan adalah orang/lembaga yang melakukan pembelian
produk/jasa kita secara berulang-ulang.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard
dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen yaitu :

a. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga
dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah
memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau
menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi
mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks,
dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat
faktor tersebut diatas.
b. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan
demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal
(interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku.
Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku
konsumen dalam proses keputusannya.
c. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi,
pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor
tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen
sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen
dalam penambilan keputusan pembelian.
2.4 Memahami Konsumen
Pada tahun 1960-an seorang ahli pengiklanan, David Ogilvy
dalam bukunya, Confessions of an Advertising Man Atheneum
menyatakan; “Konsumen bukanlah orang dungu. Dia istri Anda!”
Pernyataan ini dikutif oleh dua ahli pengiklanan Dewasa ini, Max
Stherland dan Alice K. Sylvester, dalam kata pengantar bukunya;
Advertising and The Mind of The Consumer, tahun 2000. Kemudian dalam
buku tersebut juga disebutkan konsumen merupakan, “Istri, suami,
pasangan, dan anak-anak kita semuanya adalah konsumen. Mereka
bukanlah orang idiot. Konsumen adalah Anda dan saya”.

 Pada tahun 1980 sebuah perusahaan riset pasar yang
ternama J.D. Power & Associates, mengumpulkan pendapat lebih dari
60.000 pemilik mobil di Amerika Serikat, untuk mengukur kepuasan
mereka terhadap mutu produk dan pelayanan dari dealer atau perusahaan
penyalur selama 12 sampai 14 bulan pertama kepemilikan mobil mereka.
Survai dilakukan terhadap berbagai merek yang terjual di Amerika Serikat.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kepuasan terhadap



dealer ternyata memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pelanggan secara keseluruhan. Kepuasan terhadap dealer menyebabkan
kesetiaan terhadap dealer. Merzedes-Benz, Subaru dan Jaguar, ternyata
memimpin merek lainnya dalam kepuasan pelanggan. Untuk dapat memuaskan konsumennya, perusahaan dapat
memulai dari mencari tahu kebutuhan dan keinginan itu sendiri. Atau
dengan kata lain perusahaan harus tahu motif konsumen dalam
membeli suatu produk. Apakah konsumen membeli produk untuk
memperoleh manfaat inti dari produk ataukah mereka membeli produk
tersebut akan memperoleh tambahan manfaat dari produk yang dibelinya.
Umpamanya, mungkin seorang ibu rumah tangga dalam membeli
sabun deterjen memilih merk tertentu bukan karena deterjen tersebut
dapat mencuci tetapi karena deterjen tersebut dapat mencuci tetapi
karena deterjen tersebut ditempatkan dalam sebuah gelas, yang dapat
menambah koleksi gelasnya setelah sabunnya habis.

Identifikasi dan antisipasi kebutuhan konsumen. Perlu disadari,
konsumen bukanlah sekadar membeli produk atau jasa. Akan tetapi
mereka membeli perlakuan yang baik (good feelings) dan solusi atas
masalah yang dihadapinya. Seringkali konsumen bersikap emosional
ketimbang berpikir logis. Karena itu, semakin baik konsumen dipahami,,
maka akan semakin mudah dalam mengantisipasi kebutuhan mereka.
Lakukan komunikasi secara reguler sehingga diketahui apa yang
dibutuhkan oleh konsumen. Apresiasi dan jadikan konsumen merasa
penting. Perlakukan konsumen sebagai individu. Selalu pergunakan nama
mereka dan temukan cara untuk memberikan pujian atau mengucapkan
salam, tapi lakukan dengan betul-betul tulus. Orang sangat menghargai
ketulusan. Hal ini menciptakan perasaan yang baik dan kepercayaan
(trust). Pikirkan cara-cara untuk mendapatkan perasaan baik ini dalam
menjalin hubungan. Konsumen amat sensitif dan akan tahu apakah
pemasar betul-betul peduli atau tidak kepada mereka. Jangan lupa,
ucapkan terima kasih tiap kali ada kesempatan. Jika bertatap muka



langsung dengan mereka, pastikan pula bahwa gerak tubuh menunjukkan
ketulusan. Antara kata-kata dan tindakan juga harus selaras.Bantulah
konsumen memahami sistem. Bisnis bisa saja sudah diorganisasikan
dengan sangat baik bahkan mungkin memakai standar internasional.
Namun jika konsumen tak memahami sistem tersebut, tak mustahil
mereka justru kebingungan, menjadi tak sabar bahkan marah. Karena itu,
sediakan waktu untuk menjelaskan bagaimana sistem bekerja dan
bagaimana sistem itu semakin mempermudah transaksi. Meski demikian,
perlu dijelaskan secara hati-hati bahwa sistem tersebut tetap tak
mengurangi sentuhan manusia dalam bisnis. Apresiasi kekuatan “Ya”.
Carilah selalu cara bagaimana bisa membantu konsumen. Pada saat me
reka memiliki permintaan (sepanjang rasional) katakan bahwa bisa
dipenuhi. Bayangkan apa yang terjadi sesudah itu. Jalan bisnis akan
semakin mudah. Ringkasnya, selalu lakukan apa yang pernah dikatakan. Pahami bagaimana meminta maaf. Ketika terjadi suatu hal buruk,
maka minta maaflah. Hal ini mudah dilakukan dan konsumen pun
menyukainya. Konsumen tentu saja tidak selalu benar, tapi konsumen
selalu harus menang. Upayakan pemecahan masalah secepatnya dan
informasikan kepada konsumen apa yang telah pemasar lakukan.
Permudah jalan bagi konsumen untuk menyampaikan komplain. Hargai
keluhannya. Meski bagi kita mungkin terasa pahit, namun hal itu
memberikan peluang untuk perbaikan. Sekalipun di luar cuaca sedang
buruk, pergilah untuk membuat konsumen tetap nyaman. Berikan
melebihi ekspektasi mereka. Karena masa depan sebuah bisnis
terletak pada bagaimana mempertahankan kepuasan konsumen, pikirkan
cara agar bisa meningkatkan pelayanan dan memenangkan persaingan.

Pertimbangkan hal berikut:

. Apa yang bisa Anda berikan kepada konsumen yang tidak
didapatkannya di tempat lain?
. Apa yang dapat Anda berikan selanjutnya dan bagaimana berte
rima kasih sekalipun mereka tidak berbelanja?

. Dapatkan umpan balik secara rutin.
. Dukung dan persilahkan setiap usulan atau kritik masuk, tentang
bagaimana Anda bisa memperbaiki diri. Terdapat sejumlah cara
bagaimana Anda dapat menemukan pikiran dan perasaan
konsumen mengenai pelayanan Anda.
. Dengarkan baik-baik apa yang mereka katakan. Periksa secara
reguler untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan
baik.Siapkan metode yang memungkinkan kritik konstruktif,
komentar, dan usulan mudah disampaikan.
. Perlakukan karyawan dengan baik. Karyawan adalah konsumen
internal Anda yang memerlukan dosis apresiasi secara rutin.
. Ucapkan terima kasih kepada mereka dan temukan cara agar
setiap karyawan memahami betapa pentingnya mereka.
. Perlakukan karyawan dengan penuh respek dan berikan
peluang bagi mereka sehingga bisa mendorong pelayanan lebih
baik untuk konsumen. Apresiasi itu penting datang dari atas.
Karena itu, memperlaku kan konsumen dan karyawan secara baik
adalah sama-sama penting

Jumat, 05 November 2010

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk Patung Kayu pada Toko Kerajinan (Artshop) di Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali


  A. HIPOTESIS

1. Diduga faktor pribadi pembeli, faktor budaya, kelompok reference, faktor kelas sosial, faktor produk, factor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor kondisi fisik merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.

2. Diduga faktor produk mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar.


B.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Data primer meliputi tanggapan responden (wisatawan mancanegara) sehubungan dengan keputusan pembelian patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.
2. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari instansi pemerintah, Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata Bali dan instansi terkait lainnya.


C. P
OPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) patung kayu di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Karena jumlah variabel yang diteliti sebanyak 20 maka sampel yang ditetapkan sebanyak 100 responden dianggap sudah mewakili.


D. VARIABEL PENELITIAN
Variasi keputusan pembelian konsumen (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh ke 6 (enam) faktor sebagai variabel independen yaitu faktor 1 (faktor harga), faktor 2 (faktor promosi), faktor 3 (faktor referensi), faktor 4 (faktor produk), faktor 5 (faktor budaya), faktor 6 (faktor kondisi fisik). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel (faktor) yang ada di luar model analisis diantaranya adalah perubahan selera konsumen yang ingin kembali menyatu dengan alam, peristiwa politik Indonesia yang kurang mendukung bagi kunjungan wisatawan mancanegara, kebijakan pemerintah, jumlah penduduk dan cuaca.

E.HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penelitian ini menggunakan dua model analisis, yaitu analisis faktor dan analisis regresi berganda. Analisis faktor digunakan untuk menyederhanakan dan mereduksi beberapa variabel dari 20 variabel yang diamati ke dalam sejumlah faktor sehingga bisa diyakini sebagai faktor atau sumber yang melandasi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Teknik analisis faktor yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) dan menggunakan rotasi varimax. Dari model tersebut kemudian diketahui bahwa dari 20 variabel direduksi menjadi 17 variabel yang tersebar dalam 6 faktor, yaitu harga, promosi, referensi, produk, budaya dan kondisi fisik.

2. Dari hasil analisis diketahui 74% keputusan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh enam faktor sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor di luar model analisis. Hal ini terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,74504.

3. Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa dari enam faktor sebagai variabel independen yang dianalisis, secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung=45,29365 > Ftabel =2,29 signifikan pada a=5%.

4. Kemudian dari enam faktor tersebut dapat pula diketahui bahwa faktor produk merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dalam nilai thitung sebesar 8,594 (tertinggi di antara enam faktor yang mempengaruhi konsumen)

EKA SULISTYAWATI
Mahasiswa Program Magister Manajemen, PPSUB

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk Patung Kayu pada Toko Kerajinan (Artshop) di Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali ( faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli barang)




A. HIPOTESIS                                                                        

1. Diduga faktor pribadi pembeli, faktor budaya, kelompok reference, faktor kelas sosial, faktor produk, factor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor kondisi fisik merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.

2. Diduga faktor produk mempunyai pengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian produk patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar.


B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Data primer meliputi tanggapan responden (wisatawan mancanegara) sehubungan dengan keputusan pembelian patung kayu pada toko kerajinan (art shop) di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali.
2. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari instansi pemerintah, Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata Bali dan instansi terkait lainnya.


C. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung pada toko kerajinan (art shop) patung kayu di Kecamatan Sukawati Gianyar Bali. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Karena jumlah variabel yang diteliti sebanyak 20 maka sampel yang ditetapkan sebanyak 100 responden dianggap sudah mewakili.


D. VARIABEL PENELITIAN
Variasi keputusan pembelian konsumen (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh ke 6 (enam) faktor sebagai variabel independen yaitu faktor 1 (faktor harga), faktor 2 (faktor promosi), faktor 3 (faktor referensi), faktor 4 (faktor produk), faktor 5 (faktor budaya), faktor 6 (faktor kondisi fisik). Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel (faktor) yang ada di luar model analisis diantaranya adalah perubahan selera konsumen yang ingin kembali menyatu dengan alam, peristiwa politik Indonesia yang kurang mendukung bagi kunjungan wisatawan mancanegara, kebijakan pemerintah, jumlah penduduk dan cuaca.


E.HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penelitian ini menggunakan dua model analisis, yaitu analisis faktor dan analisis regresi berganda. Analisis faktor digunakan untuk menyederhanakan dan mereduksi beberapa variabel dari 20 variabel yang diamati ke dalam sejumlah faktor sehingga bisa diyakini sebagai faktor atau sumber yang melandasi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Teknik analisis faktor yang digunakan adalah Principal Component Analysis (PCA) dan menggunakan rotasi varimax. Dari model tersebut kemudian diketahui bahwa dari 20 variabel direduksi menjadi 17 variabel yang tersebar dalam 6 faktor, yaitu harga, promosi, referensi, produk, budaya dan kondisi fisik.

2. Dari hasil analisis diketahui 74% keputusan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh enam faktor sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor di luar model analisis. Hal ini terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,74504.

3. Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa dari enam faktor sebagai variabel independen yang dianalisis, secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung=45,29365 > Ftabel =2,29 signifikan pada a=5%.

4. Kemudian dari enam faktor tersebut dapat pula diketahui bahwa faktor produk merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dalam nilai thitung sebesar 8,594 (tertinggi di antara enam faktor yang mempengaruhi konsumen)
EKA SULISTYAWATI
Mahasiswa Program Magister Manajemen, PPSUB